Google Adsense

Selasa, 12 April 2011

PROGRAM PELATIHAN USAHA MIKRO


Lembaga pengembangan wirausaha mandiri indonesia


PROGRAM PELATIHAN
 USAHA MIKRO
 Pelatihan perencanaan usaha bagi para calon pengusaha dalam rangka menciptakan 
wirausaha muda mandiri


Latar belakang
Tingginya angka pengangguran di kalangan anak muda, hanya merupakan fenomena gunung es dari buruknya sistem pendidikan di Indonesia. Anak-anak muda hanya menjadi pelengkap  dari roda perekonomian, atau justru menjadi beban pemerintah. Pemerintah tidak menempatkan keberadaan anak muda sebagai investasi yang strategis untuk kemajuan bangsa atau mempersiapkan pendidikan kaum muda untuk dapat berkompetisi di pasar global.

Sumber-daya alam yang kaya di Indonesia masih sangat potensial untuk dikembangkan melalui UKM di kalangan anak muda. Sehingga sudah semestinya diperlukan pengetahuan dan cara-cara yang kreatif untuk mengembangan Local Economic Development (pembangunan ekonomi lokal)

Sejarah ekonomi modern menunjukkan bahwa faktor terbesar kemajuan ekonomi suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh hadirnya ”Kewirausahaan” ( Entrepreneurship ) yang bercirikan adanya kreatifitas dan inovasi yang bermuara kepada produktivitas para pelaku usaha, sehingga menunjang diversifikasi ekonomi dan percepatan perubahan struktural masyarakat sebagai prasyarat bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi jangka panjang yang stabil dan berkesinambungan.

Disatu sisi berbagai bentuk program dan metode pengembangan Usaha Kecil & Menengah (UKM) telah dikembangkan oleh berbagai pihak yang menaruh perhatian pada pengembangan UKM, namun disadari bahwa dari berbagai model yang telah dikembangkan sampai  saat ini selalu muncul pertanyaan yang berkaitan dengan manfaat yang diperoleh  para pelaku usaha dalam peningkatan bisnis mereka. Apa solusi untuk menjawab pertanyaan ini ?

Kendala yang dihadapi anak-anak muda ketika memulai usaha baru yaitu rendahnya akses ke lembaga keuangan. Hal ini disebabkan karena pihak perbankan hanya memberikan kredit kepada pengusaha yang telah memulai usaha.

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan solusi untuk menciptakan pekerjaan dan kewira-usahaan di kalangan anak muda. Disamping itu UKM membantu kelompok-kelompok miskin di desa; seperti petani, nelayan, ibu rumah tangga dan kelompok tidak beruntung lain untuk memajukan usaha mereka. UKM terbukti menjadi faktor kunci dari pengembangan ekonomi. Permasalahan yang dihadapi di kalangan anak muda, mereka tidak dididik untuk menjadi wirausaha yang baik.  Pendidikan hanya mengarahkan mereka untuk jadi pegawai.

Dengan pendekatan model pelatihan yang menekankan dinamika interaksi dan umpan balik sebagai prinsip pendidikan orang dewasa, Pelatihan ini bertujuan untuk menciptakan pengusaha kecil dan Menengah yang menerapkan prinsip-prinsip bisnis dengan benar

Program pelatihan ini tidak sekedar pelatihan biasa, tetapi calon pengusaha diajak menemukan jenis usaha yang sesuai dengan dirinya. Diberikan pemahaman tentang modal yang tidak selalu berupa materi (uang, fasilitas usaha dll) yang ideal untuk mulai usaha dan bagaiman menemukan kecerdasan dilapangan dalam rangka menghadapi kondisi yang tidak menentu dalam memulai dan menjalankan sebuah usaha. Sehingga para peserta akan menjadi pengusaha baru yang cukup memiliki bekal dalam menjalankan bisnisnya dan akan membuka lapangan pekerjaan.

Tujuan
  • Anak muda laki dan perempuan memperoleh pekerjaan yang layak untuk menyongsong masa depan lebih baik
  • Meningkatkan  kemampuan  kaum muda dalam pengetahuan, sikap dan skills dalam wira-usaha melalui pelatihan  yang sesuai dengan kebutuhanya 
·        
Output

Adapun output program ini diharapkan memberi keluaran sebagai berikut :
·         Para peserta secara individu dapat menentukan/memilih usaha yang sesuai dengan karakter dirinya
·       Para peserta secara individu mendapat wawasan dan kemampuan untuk mengakses usahanya melalui pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh.

SILABUS PELATIHAN
UNTUK PACA CALON PENGUSAHA
Pelatihan membuat ide usaha dan memulai usaha mandiri 

Hari 1
Materi
Sub materi
Menjadi Seorang Pengusaha
Apa yang diperlukan menjadi seorang pengusaha
Dua modal utama
Kunci keberhasilan
Mengalahkan diri sendiri
Tidak sekedar melakukan
Bisnis dan bisnis
Apakah bisnis itu ?
Apakah ide bisnis itu ?
Mengapa ide bisnis itu penting ?
Mengembangkan ide bisnis
Mengenali sumber ide bisnis
Analisa Ide bisnis
Memilih ide bisnis yang sesuai
Langkah langkah memilih ide bisnis ?
Analisa SWOT
Aspek Pemasaran
Mengetahui permintaan pelanggan
Pelayanan Pelanggan
Mengapa pemasaran itu penting ?

Hari 2
Materi
 Sub materi
1.     Aspek Keuangan usaha Disesuaikan dengan ide usaha yang akan dijalankan peserta
Modal awal usaha
Harga pokok produksi
Harga jual
Rencana penjualan dan biaya
Rugi laba
Cash flow/arus kas

Gambaran Pelatihan

Secara singkat pelatihan ini akan melakukan beberapa aktifitas pelatihan yang akan memberikan pengetahuan cara-cara praktis memulai usaha sebelum peserta diberikan ketrampilan membuat suatu produk.
Pelatihan ini dimulai dari suatu yang riil bahwa ada hal-hal yang diperlukan untuk  menjadi seorang pengusaha yang merupakan modal non materi/intangible (kemapuan, teman, inovasi dll) yang tidak kalah penting dibanding dengan modal materi/tangible berupa materi (uang, fasilitas usaha, dll).
Maka seorang yang akan memulai usaha perlu memahami dan mempelajari  beberapa hal yang diperlukan untuk menjadi seorang pengusaha.

Pembekalan ini diharapkan memberikan arah yang sesuai dengan kebutuhan pelatihan peserta serta meningkatkan kapasitas peserta secara individu maupun kelompok dalam rangka memulai usaha. Seperti Apa, Siapa, Bagaimana ?
Setelah peserta mendapatkan ide yang sesuai maka akan diberikan tahapan pembelajaran tentang membuat rencana keuangannya dengan skala usaha yang sudah ditetapkan.  
Aspek keuangan tersebut  al :
  • ·         menghiitung  modal awal usaha,
  • ·         menghitung harga pokok produksi,
  • ·         menghitung harga jual
  • ·         menghitung laba rugi
  • ·         Membuat arus kas
 Dari aspek keuangan tsb. Peserta diharapkan menjadi lebih mengerti tentang gambaran usahanya. Berapa keuntungan usahanya per-bulan, berapa kemampuan membayar kewajiban seperti berapa harus membayar cicilan ke bank perbulan dengan usaha yang dijalankan.

Metode pelatihan :
·         Ceramah
·         Diskusi
·         Brainstorming
·         Simulasi usaha
·         Kerja kelompok
·         Binis game

Durasi Pelatihan :
Inhouse training : 2 hari
Field Trip           : 1 hari

Untuk Siapa Pelatihan ini?
  • Para calon pengusaha dan pelaku usaha 
  • Umum

Trainer

Tentang Affandi :  Affandi, MM, RFA
Affandi adalah trainer independen  dalam bidang entrepreneurship sejak Maret 2005. Aktif sebagai trainer, melakukan  work shop serta menjadi narasumber maupun kerja sama dengan  Institusi dan NGO seperti ILO, WVI, Save the children, Plan dan BUMN serta  swasta di beberapa wilayah di Indonesia. Affandi mendapat gelar Magister Manajemen dari sebuah sekolah tinggi manajemen di Jakarta, lahir tanggal 27  November 1962 di Temanggung Jawa tengah.

Telah menempuh pendidikan perencana keuangan dan mimiliki gelar perencana keuangan RFA (Registered  Financial Advisor) dengan standard Internasional dari IARFC (International Association Registered of Financial Consultants)

Pada tahun 2003 Affandi mulai melakukan usaha kecil dirumahnya setelah mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai karyawan di perusahaan distributor produk minuman dan produk diet di bandung dengan jabatan terakhir sebagai Sales  Manager. 

Saat ini  selain menjadi trainer juga menjalani usaha dibidang budidaya perikanan air tawar dan masih terus mengembangkan potensi dalam dunia pendidikan /pelatihan usaha dan perencanaan keuangan pribadi.

Selama menjalankan profesi trainer,  Affandi telah melakukan training lebih dari 1000 orang kepada para calon pengusaha dan para calon pensiun (MPP)  karyawan perusahaan  dan bank dari beberapa wilayah Indonesia.

Biaya Pelatihan 

Biaya pelatihan sebesar Rp. 4.250.000,- (Empat juta dua ratus lima puluh ribu rupiah) per peserta, (tidak termasuk akomodasi) 

Contact Person

Iqbal M Irfan (08129251798)

PROGRAM PELATIHAN PENSIUN

PROGRAM PELATIHAN
 MASA PERSIAPAN PENSIUN 

Lembaga pengembangan wirausaha mandiri indonesia

Pelatihan perencanaan pensiun bagi para karyawan menuju pensiun bahagia dan sejahtera
                                                                                                               
Apa pensiun itu ?

Pensiun atau berhenti kerja merupakan suatu proses perubahan yang wajar dalam suatu kehidupan. Suatu perubahan dari seorang  pegawai  menjadi seorang bukan pegawai. Perubahan tersebut bersifat alami, demikian

alaminya sehingga sebagian banyak orang tidak mempersiapkan diri dengan baik untuk pensiun. Hanya sebagian kecil telah mempersiapkan diri sejak usia produktif. Menurut penelitian sebagian besar orang Indonesia tidak bisa pensiun !  Mengapa ? Karena mereka belum cukup dana untuk membiayai hidup selama pensiun ! Di Indonesia usia pensiun adalah 55 tahun apabila mereka mempunyai harapan hidup sampai usia 75 tahun maka dana yang perlu disiapkan  selama 20 tahun dana tsb antara lain :
  • dana pendidikan anak, bila anak saat ini  belum sekolah maka dana pendidikan yang perlu disediakan sampai lulus sarjana bisa mencapai ratusan juta rupiah atau bisa mencapai 1 Milyar. Rata rata kenaikan biaya pendidikan pertahun adalah 2 X inflasi
  • dana darurat untuk berobat, pernikahan anak, kunjungan keluarga, dll. Untuk keluarga dengan 2 anak perlu disiapkan 9-12 kali gaji per bulan
  •  biaya hidup tentunya sampai akhir hayat .
Kondisi tsb.diatas merupakan gambaran nyata yang terjadi pada sebagian besar para calon pensiun di masyarakat kita

Seringkali baru terasa ternyata pensiun sudah didepan mata dan tanpa persiapan apa-apa.
Itulah sebanya bagi sebagian orang  masa pensiun adalah masa yang ditungu-tungu namun dilain pihak pensiun adalah masa yang menakutkan. Terbayang mereka harus tinggal dirumah mengisi kegiatan sehari-hari namun sebenarnya masih belum ingin berhenti bekerja atau belum cukup memiliki dana untuk pensiun.
Bagaimana dengan anda ?

Adakah cara simple untuk pensiun nyaman ? Bagaimana cara melewati  tahap awal pensiun yang sangat kritikal ? Ditahap inilah sebagian ada yang tidak berhasil melewatinya yang dikenal dengan nama post power syndrome.

Mereka perlu disadarkan dalam beberapa hal melalui tahapan pelatihan persiapan pensiun dengan pelatihan yang khusus dan sesuai dengan kebutuhan.

Apa yang perlu disikapi pasca pensiun ?
Bagaimana kesiapan anda ketika pensiun tiba ? apa saja kegiatan yang akan dilakukan pada masa pensiun dan bagaimana menikmati masa pensiun nanti bersama keluarga tercinta.
Hal ini penting diketahui bagi anda yang masih jauh untuk pensiun bahkan lebih lagi bagi anda yang sudah tinggal dua atau satu tahun lagi pensiun.

Pada saat anda memasuki masa pensiun, anda akan melewatii tahapan tahapan tertentu sampai tahap akhir hayat nanti. Pada tahapan awal pensiun/baru saja  pensiun anda akan mengalami suatu perubahan yang kritikal dimana anda akan semakin hari  merasa kehilangan jabatan, penghasilan, kepercayaan diri, identititas diri, dan kehilangan teman kerja yang sebelumnya bersama-sama sepanjang minggu. Inilah yang disebut dengan post power sindrom.

Pada tahap inilah yang saya sebut sebagai masa  masa yang kritikal dimana sebagian orang bisa berhasil melewati dengan baik namun bagi yang tidak berhasil maka akan terefleksi pada kesehatan yang semakin menurun yaitu stress dan bahkan ada yang sampai stroke.

Pada tahap berikutnya dimana anda akan melalui beberapa tahapan lain dan pada akhirnya anda akan melewati suatu tahapan akhir dimana anda sudah memerlukan bantuan orang lain untuk aktifitas sehari-hari.

Pada kenyataanya banyak orang ketika pensiun tiba, dana yang diperlukan masih begitu banyak. Meskipun untuk menjadi pensiun bahagia dan sejahtera banyaknya uang bukan satu satunya sebagai ukuran. Dengan suatu keyakinan bahwa rezki bisa datang kapan saja sepanjang masih hidup.

Lepas dari hal diatas satu hal perlu dipersiapkan mengenai dana karena  ketidakpastian ekonomi dimasa depan adalah :
·         Dana pendidikan anak (bagi anda yang masih mempunyai anak masih sekolah dan berharap sampai tingkat tertentu, sebagi gambaran bahwa kenaikan pendidikan pertahun bisa sampai 20 %)
·         Dana darurat (untuk biaya bila jatuh sakit)
·         Dana pensiun (biaya makan, pakaian, listrik, pam, telepon, dll) sampai akhir hayat.
·         Dll

Diskripsi pelatihan
Perubahan cara berpikir (mindset) mutlak harus dilakukan. Dari seorang pekerja yang terbiasa menggantungkan penghasilan dari gaji, tunjangan dan bonus dari perusahaan, kini harus mampu mengelola dana yang ada, baik dari tabungan selama masa kerja maupun dari uang pesangon, untuk mencukupi kebutuhan sisa hidup ini.
Pelatihan ini didesain khusus untuk para calon pensiun dalam rangka mempersiapkan diri menjelang pensiun bagi para pegawai yang akan memasuki masa pensiun sebagain pegawai suatu perusahaan atau instutisi lainya.

Menggunakan modul-modul yang sesuai sehingga memenuhi kebutuhan para peserta pelatihan

Pelatihan dimulai dari suatu hal yang lebih riil yang akan dihadapi peserta tentang bagaimana mengelola dirinya agar dapat menjalani masa pensiun dengan  bahagia.

Selanjutnya para pensiun akan diberikan wawasan mengenai type pensiun yang bisa dipilih yang sesuai dengan dirinya sehingga tetap nyaman, cara mengelola dana setelah menerima pesangon, cara meningkatkan asset menjadi lebih produktif, dan memlilih ide usaha yang sesuai.

Pelatihan ini dilakukan melalui pendekatan  aspek psikologis pensiun dan perencanaan keuangan setelah menerima pesangon

Berdasarkan pengalaman bahwa para pensiun tidak bisa dipaksakan harus melakukan kegiatan wirausaha dalam mengisi masa pensiun maka pada pelatihan ini peserta akan diberikan alternatif mengenai cara-cara bagaimana  meningkatkan asset menjadi lebih produktif seperti property dan paper/surat berharga
Namun demikian seringkali keinginan  dari sebagian para calon pensiunan untuk memulai babak baru dengan menjadi wiraswasta. Maka didalam pelatihan ini peserta diberikan wawasan tentang faktor faktor apa saja yang harus dipelajari terlebih dahulu untuk memulai  usaha
Pada akhir pelatihan peserta diberikan wawasan tentang kegiatan kegiatan yang bisa dipilih melalui kunjungan lapangan sehingga peserta bisa bertemu dengan pelku usaha dan mendapatkan pengalaman langsung dari usaha yang akan ditekuni.

Tujuan Pelatihan
Setelah pelatihan peserta dapat memahami tujuan tujuan hidup yang akan dicapai  dalam memasuki masa pensiun dengan tahapan yang benar dan menyenangkan
Setelah pelatihan peserta akan lebih siap menghadapi kenyataan pensiun sebagai suatu hal yang alami.
Setelah pelatihan peserta mampu mengenali diri untuk mengembangkan pola aktivitas yang bisa dilakukan dalam masa pensiun
Setelah pelatihan peserta mempunyai pemahaman tentang konsep pensiun yang dipilih yang sesuai dengan dirinya
Setelah pelatihan peserta dapat memahami tentang cara mengelola keuangan pensiunya
Setelah pelatihan peserta dapat memahami tentang cara memulai usaha dengan dana yang aman.
Setelah pelatihan peserta dapat memahami tentang cara memilih ide usaha yang sesusai
Setelah pelatihan peserta mendapatkan wawasan tentang usaha yang bisa dipilih

Output
Adapun output program ini diharapkan memberi keluaran sebagai berikut :
Para peserta secara individu dapat menentukan/memilih pola hidup yang sesuai dengan karakter dirinya bersama pasangan/keluarganya dalam rangka menjalani masa pensiun yang bahagia
Para peserta secara individu mendapat wawasan untuk mengelola aktifitas rutinnya yang sesuai dengan dirinya sehingga pensiun dijalani dengan penuh kebahagiaan

 Untuk siapa pelatihan ini ?
1.    Para karyawan yang mau memasuki pensiun dari perusahaan maupun institusi lain
2.    Para karyawan yang ingin mempersiapkan pensiun dengan perencanaan keuangan sejak masih produktif (materi berbeda dengan no. 1)

Durasi Pelatihan :
Inhouse training : 2 hari
Field trip             ; 1 hari



Metode Pelatihan
Ceramah
Diskusi
Brainstorming
Simulasi usaha
Kerja kelompok
Bisnis game
Kunjungan lapangan

Materi Pelatihan
Hari 1. Aspek psikologi pensiun “Mental switching and healty for pension”
Sesi 1. Memahami perubahan hidup dimasa pension
Menyikapi perubahan dan permasalahan hidup dari seorang pegawai menjadi seorang bukan pegawai.
Sesi 2. Mengenali potensi diri dan cara mengembangkannya
Memilih aktifitas yang kreatif yang sesuai dengan diri dan lingkungan.
Sesi 3 Sehat dan bugar dihari tua
Mengindentifikasi dan memilih pola aktifitas yang sesuai dengan dirinya untuk mengisi masa pensiun
Sesi 4. Hidup penuh makna
Pandangan tentang makna hidup

Hari  2. Perencanaan keuangan menjelang pensiun
Sesi 1. Konsep pensiun
Cara simple pensiun nyaman
Bagaimana mengelola keuangan setelah menerima pesangon
Membuat peta pertahanan financial
Bagaimana meningkatkan kekayaan lebih produktif

Sesi 2. Start you business
Apa yang diperlukan menjadi seorang pengusaha
Dua modal utama
Taklukkan diri sendiri
Kunci keberhasilan
Tidak sekedar melakukan

Sesi 3. Analisa ide usaha
Memilih ide yang sesuai
Langkah langkah memilih ide yang sesuai
Analisa SWOT

Sesi 4. Business game
Prinsip usaha dasar

Hari 3. Kunjungan lapangan

Kunjungan ke sentra usaha :
·         Pertanian
·         Peternakan
·         Perikanan
·         Tanaman herbal
·         Pengolahan makanan, dll.


Tenaga ahli

Tentang Affandi :
Affandi, MM, RFA
Affandi adalah trainer independen  dalam bidang entrepreneurship sejak Maret 2005. Aktif sebagai trainer, melakukan  work shop serta menjadi narasumber maupun kerja sama dengan  Institusi dan NGO seperti ILO, WVI, Save the children, Plan dan BUMN serta  swasta di beberapa wilayah di Indonesia. Affandi mendapat gelar Magister Manajemen dari sebuah sekolah tinggi manajemen di Jakarta, lahir tanggal 27  November 1962 di Temanggung Jawa tengah.

Telah menempuh pendidikan perencana keuangan dan mimiliki gelar perencana keuangan RFA (Registered  Financial Advisor) dengan standard Internasional dari IARFC (International Association Registered of Financial Consultants)

Pada tahun 2003 Affandi mulai melakukan usaha kecil dirumahnya setelah mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai karyawan di perusahaan distributor produk minuman dan produk diet di bandung dengan jabatan terakhir sebagai Sales  Manager. 

Saat ini  selain menjadi trainer juga menjalani usaha dibidang budidaya perikanan air tawar dan masih terus mengembangkan potensi dalam dunia pendidikan /pelatihan usaha dan perencanaan keuangan pribadi.

Selama menjalankan profesi trainer,  Affandi telah melakukan training lebih dari 1000 orang kepada para calon pengusaha dan para calon pensiun (MPP)  karyawan perusahaan  dan bank dari beberapa wilayah Indonesia.


BIAYA PELATIHAN
Biaya pelatihan sebesar Rp. 3.250.000,- (Tiga juta dua ratus lima puluh ribu rupiah) per peserta, (tidak termasuk akomodasi)

CONTACT PERSON
Iqbal M Irfan (08129251798)



Kamis, 07 April 2011

Peran Penting Fasilitator


Saat ini hampir setiap program pembangunan oleh pemerintah dilaksanakan dengan melibatkan satu atau sekelompok orang yang bertindak sebagai fasilitator. Beberapa diantaranya kita dapat sebut, seperti : PNPM, Pamsimas, CLTS, ISSDP dan PPSP. Program pembangunan tersebut seakan tidak akan berjalan sesuai harapan jika tidak melibatkan peran seorang fasilitator. baca selengkapnya.

Kunci Sukses Menjadi Fasilitator Komunitas

OPINI | 21 February 2011 | 14:57 62 0 Nihil oleh : Bandisolo

Seringkali kita gagap menjadi pemandu lapangan. Dan tidak semua orang bisa menjadi pendamping lapangan yang baik. Bahkan menghadapi orang saja dalam sebuah pertemuan takut, ragu tidak percaya diri.

 Konsultasi Publik Sanitasi Kota Bogor
Desember 2010
Bagi pemandu lapangan pemula akan lebih baik bisa belajar apa yang saya tulis di bawah ini. Berangkat dari pengalaman penulis, banyak orang tidak mampu menjadi fasilitator aparatur atau masyarakat secara umum. Hal ini disebabkan karena berbagai persoalan, diantaranya bahasa dan kurangnya jam terbang dalam memfasilitasi masyarakat.


Sebagai salah satu upaya untuk menjadi fasilitator yang baik, beberapa hal, dapat dilakukan, antara lain:
  • Banyaklah belajar untuk mendengarkan, 
  • Kuasailah ketrampilan memfasilitasi, 
  • Belajarlah untuk membangun empati, 
  • Belajarlah untuk berbagi dengan penuh ketulusan, dan 
  • Belajarlah untuk meyakinkan masyarakat bahwa yang dilakukan itu akan bermanfaat di masa mendatang. Baca selengkapnya.

Selasa, 01 Maret 2011

Sukses Membangun Komunitas

OPINI | 21 February 2011 | 14:57 62 0 Nihil oleh : Bandisolo


Konsultasi Publik Sanitasi Kota Bogor 



Seringkali kita gagap menjadi pemandu lapangan. Dan tidaks emua orang bisa menjadi pendamping lapangan yang baik. Bahkan menghadapi orang saja dalam sebuah pertemuan takut, ragu tidak percaya diri. Bagi pemandu lapangan pemula akan lebih baik bisa belajar apa yang saya tulis di bawah ini. Berangkat dari pengalaman penulis, banyak orang tidak mampu mkenjadi fasilitator apaaratur, masyarakat secra umumj secara urut dan bisa diikuti oleh masyarakat awam karena persoalan bahasa dan kurangtnya jam terbang bersama masyarakat. Swebagai upaya untuk menjadi fasilitator yang baik akan banyak belajar untuk mendengarkan, menguasai ketrampilan memfasilitatsi, belajar untuk membangun impaty, belajr untuk berbagi dengan ketulusan, dan belajr untuk saling meyakinkan atas apa yang dilakukan itu akan bermanfaat di masa mendatang. Nah peran itu adalah peran memfasilitasi, mewakili, peran edukasi dan peran teknis yang harus selalu kita lakukan. Praktek untuk mengorganisir kelompok masyarakat tentu bukan hal yang mudah. Sebagai orang luar sering kali kita dianggap serba tahu, walaupun kita bisa memanfaatkan kemampuan masyarakat dan masyarakat yang menjawabnya. Tugas kita sebagai pendamping atau fasilitator adlah membantu juga merumuskan dan memberikan pertimbangan teknis dan non teknis bagi masyarakat di mana kita mendampingi masyarakat atau komunitas apapun. Berikut peran yang harus dijalankan agar pembangunan komunitas itu sukses.
Peran Fasilitasi:
1. Peran Fasilitasi Menggerakkan
Peran imenggerakkan kelompok masyarakat adalah mendorong memobilisasi keterlibatan setiap individu yang tergabung dalam warga komunitas untuk ikut bergabung dan terlibat aktif sejak perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi hasil pelaksanaannya serta menikmati hasil-hasil pembangunan. Contoh: menggerakkan komunitas miskin perkotaan dalam pengelolaaan sampah di kawasan kumuh seperti di Klender Jakarta Timur melalui program MHT Dinas Permukiman dan Pertamanan. Keterlibatan untuk menggerakkan oleh fasilitator dari luar dan kader yang diciptakan melalui program bisa berlanjut dengan baik.
2. Peran Fasilitasi Dukungan
Dukungan untuk memberikan kepercayaan setiap anggota komunitas bahwa dorongan moral dan kepercayaan masyarakat untuk berperan serta sangat mempengaruhi keberhasilan program yang dijalankan bersama masyarakat. Contoh: membangun kepercayaan masyarakat miskin kota melalui pelatihan, simulasi, advokasi akan hak-hak untuk hidup dan memperoleh permukiman atau rumah yang layak huni di kawasan yang tidak kumuh. Karena ada dukungan fasilitasi oleh pendamping akan meningkatkan kemauan masyarakat untuk melakukan dan menuntut hak yang sama bagi warga kota lainnya sesuai kapasitas individu dan kelompok yang telah dibangunnya
3. Peran Fasilitasi Pengantaraan
Peran untuk memberikan pengantaraan sesuai kapasitas pelaku di dalam komunitas untuk membangun melaui kemampuan dan sumberdaya yang melingkupinya menjadi penting. Kehadiran untuk menjadi perantara atau jembatan aspirasi atas kebijakan pemerintah dan aspirasi komunitas untuk mencapai peningkatan kesejahteraan warga komunitas sangat penting. Contoh, bagaimana komunitas warga miskin kota memperoleh berbagai akses layanan pemerintah secara transparan dan akuntabel terkait dengan pembagian beras miskin, akses jaminan kesehatan warga miskin, akses kependudukan yang mudah, akses sanitasi yang lancar, dan akses permukiman yang tidak kumuh dll.
4. Peran Fasilitasi Pencapaian Mufakat.
Peran fasilitasi untuk mendorong terciptanya kondisi mufakat dalam pengambilan keputusan sebuah program dan kegiatan yang sesuai kebutuhan warga komunitas menjadi penting. Titik krusial yang terjadi seringkali dominasi tokoh dalam komunitas tinggi, sehingga partisipasi pengambilan keputusan kurang adil atau kurang merata. Kondisi ini jika dibiarkan akan menghambat kemajuan kegiatan. Akibatnya kemajuan dan rasa memiliki atas keputusan tidak tercipta. Contoh: Fasilitasi banyaknya kepentingan anggota dalam perolehan layanan jaminan kesehatan masyarakat bagi warga miskin kota, maka tugas fasilitasi untuk melakukan musyawarah mufakat dengan pertemuan warga komunitas secara adil diputuskan seluruh warga berdasarkan ukuran dan indicator yang telah disepakati dan sesuai control antar warga masyarakat agar tidak terjadi keputusan yang tidak mufakat atau tidak adil.


Peran Fasilitasi Pendidikan:
1. Peran membangun kesadaran
Persoalan yang sering muncul dalam pembangunan komunitas adalah munculnya inisiatif dan kesadaran masyarakat dalam keterlibatan secara terus menerus dalam kegiatan. Untuk itu tugas fasilitasi yang dilakukan adalah mendorong terciptanya inisiatif warga dan kemauan akan hak dan kewajiban utnuk partisipasi membangun secara bersama-sama. Melalui strategi yang dijalankan dengan melakukan kunjungan rumah, pertemuan kelompok maupun sosialisasi atas program yang akan dijalankan bersama secara terus menerus dan ketulusan, membangun impati secara baik dengan cepat merespon kebutuhan dan keluhan warga masyarakat. Contoh: bagaimana membangun kesadaran warga miskin kota untuk mau terlibat menjaga lingkungan sehat. Maka dengan kunjungan rumah, pertemuan dan sosialisasi pentingnya sehat bagi setiap warga komunitas sekalipun hidup di kawasan kumuh perlu dilakukan. Baik melalui pencetakan kader kesehatan maupun melalui tokoh masyarakat yang ada.
2. Peran Mengorganisasikan
Pengorganisasian masyarakat seringkali masih sebatas kepentingan proyek dengan tidak melihat kepentingan keberlanjutan program dan kebutuhan akan organisasi itu sendiri. Sehingga seringkali masih bersifat mekanis bukan tumbuh dari kebutuhan dan kebersamaan anggota warga masyarakat. Untuk itu diperlukan pengorganisasian secara cultural dan mendasarkan kelompok yang telah ada . Pengorganisasi bisa dilakukan melalui pertemuan dan sosialisasi awal program untuk menyatukan persepsi dan kesamaan pandang dalam pengorganisasian seluruh potensi baik secara individu, kelompok maupun sumberdaya yang melingkupi untuk diberdayakan. Contoh: pengorganisasi masyarkat warga miskin kota di kawasan kumuh Pasar baru misalnya sangat rentan dan penuh konflik kepentingan sehingga menyulitkan fasilitator. Namun dengan pemahaman dan dibangun kesadaran dan persepsi awal akan kebutuhan dan pentingnya kegiatan bisa terorganisir rapi sehingga kegiatan bisa berjalan.
3. Melatih Ketrampilan
Banyak potensi dan keahlian yang belum terorganisir ditingkat komuntas yang seringkali lepas dari menguatnya ketrampilan yang harus dikembangkan oleh masyarakat. Persoalan implementasi program pemerintah bersifat mekanistik yang kurang memperhatikan proses ketrampilan alih pengetahuan. Untuk mendorong optimalisasi ketrampilan masyarakat perlu dilakukan berbagai fasilitasi dari mulai fasilitasi training program, administrasi, pengorganisasian kelompok, pengorganisasian pelaksanaan kegiatan, sampai membuat laporan dan informasi. Contoh: melatih komunitas warga miskin tentang pengelolaan sampah seperti di lakukan program MHT di Jakarta Timur adalah contoh bagaimana alih pengetahuan bisa dikuasai oleh masyarakat sehingga menjadi percontohan pengolahan limbah rumah tangga secara lebih baik.
4. Memberikan Informasi
Banyak persoalan pembangunan amuncul akibat masyarakat tidak memperoleh informasi lengkap sehingga terjadi distorsi informasi yang mengakibatkan rendahnya partisipasi dalam pembangunan. Memfasilitasi untuk menguasai informasi program secara lengkap oleh pendamping menjadi faktor penting dalam membangun komunitas.Apalagi diawal proses akan dimulai atau pada melakukan penjajagan kebutuhan bersama masyarakat. Dengan informasi yang lengkap dan benar ke seluruh elaku akan membantu kualiitas kegiatan dan pengambilan keputusan yang lebih baik. Contoh: Melakukan sosialisasi program kepada warga miskin kota tentang akses layanan kesehatan agar kesehatan lingkungan sehat melalui pertemuan kelompok seperti yang dilakukan oleh Dinas kesehatan di Indonesia.
5. Menggugah Keberanian
Persoalan yang ada dalam proses pembangunan komunitas dihadapkan sulitnya anggota kelompok untuk bersikap dan menyatakan atau menolak program yang memang tidak menjadi prioritas kebutuhannya. Tugas untuk membangkitkan keberanian warga melalui advokasi untuk bisa menyatakan kehendaknya sangat diperlukan. Contoh: Fasilitasi warga miskin kota tentang keberanian menuntut hak-hak permukiman yang layak huni dan murah.
Peran fasilitasi Mewakili:
1. Membela kepentingan
Persoalan yang ada seringkali banyak kepentingan komunitas ditunggangi oleh kepentingan sesat oleh penguasa sehingga komunitas atau kelompok hanya sebagai alat politik atau mobilisasi masyarakat. Upaya keberpihakan kepada kelompok masyarakat melalui komitmen kepentingan anggota warga komunitas dalam mencapai tujuan kesejahteraan yang diperlukan. Contoh: mendampingi untuk memperjuangkan pentingnya kawasan sehat di permukiman kumuh perkotaan melalui kebijakan pemerintah kota.
2. Membuat jejaring
Kekuatan jaringan antar komunitas seringkali dikesampingkan dalam proses pembangunan akibat lemahnya interaksi antar pelaku pembangunan. Untuk itu penciptaan jejaring memalui fasilitasi forum-forum pelaku dan jejaring lintas kelompok masyarakat akan menjadi kekuatan bagi pemenuhan nuilai-nilai perjuangan atau perlawanan ketidak adilan dalam proses pembangunan oleh pemerintah, swasta atau oleh masyarakat sendiri. Sehingga kelompok atau komunitas bisa mewakili atas aspirasi masyarakatnya secara trransparan dan bisa dipertanggungjawabkan. Contoh: fasilitasi jejaring terkait forum lintas pelaku kota, jejaring NGO, jejaring pedagang asongan dll.
3. Hubungan masyarakat.
Peran corong masyarakat atau perpanjangan dan pengartikulasian hubungan masyarakat kepada pihak lain menjadi peniting. Kedudukannya untuk membangun eksistensi dan kehadiran komunitas itu bisa diakui di tengah masyarakat secara mandiri. Contoh. Keberhasilan program kelompok untuk dikomunikasikan ke public bisa difasilitasi melalui berbagai media cetak, elektronik atau jejaring sosial.
Peran Fasilitasi Teknis:
1. Riset
Fasilitasi riset sangat membantu dalam menemukan, menguasai sebuah temuan bersama masyarakat atau komunitas yang telah melakukan proses pembangunan. Melakukan fasilitasi uji coba, merumuskan ulang, mempraktekkan dan menyebarkan hasil uji coba berulang ulang akan memberikan penghargaan dan pengakuan akan ilmu pengetahuan maasyarakat. Contoh: Temuan pupuk organic melalui EM 4 seperti dilakukan oleh kelompok tani di Karanggede Boyolali desa Ngijo oleh Pak Mangun adalah contoh keberhasilan sebuah riset bersama fasilitator LSM LPTP Solo dan kelo0mpok tani tentang teknologi pengembangan pupuk organic.
2. Data Analisis
Bagaimanapun untuk merumuskan permasalahan dan berbagai potensi yang ada di masyarakat diperlukan formulasi dan analisis komprehensip yang bisa dan mudah dipahami masyarakat. Dengan pengumpulan data lengkap bersama masyarakat akan membantu dan membiasakan masyarakat untuk teliti dan menyimpulkan secara mandiri akan temuan dan kebutuhan yang terjadi dimasyarakatnya. Contoh: Praktek membuat pupuk organik di atas adalah diperlukan data analisis yang berualang-ulang sehingag terjadi pupuk yang bagus bagi tanaman.
3. Komunikasi
Teknik untuk membangun komunikasi akan hasil -hasil program kepada masyarakat lain diperlukan ekahlian. Untuk itu komunitas dikenalkan tehnik mengartikulasikan proses pembangunannya ke public melalui forum-forum formal, desiminasi, seminar dll. Contoh: Komunitas yang berhasil secara nasional dilakukan seminar untuk presentasi hasil karyanya di depan public seperti gelar nasional pemberdayaan masyarakat oleh Menkokesra RI.
4. Administrasi
Persoalan pelaksanaan program bagi komunitas adalah tertib administrasi yang rendah. Akibatnya sulit dipertanggungjawabkan secara baik secara administrative baik administrasi keuangan dan administrasi kelompoknya. Untuk itu fasilitasi ketrampilan administrasi kelompok maupun program sangat penting. Contoh: pelatihan administrasi bagi lembaga keswadayaan desa melalui program simpan pinjam atau refolfing fund bagi masyarakat miskin kota.
5. Manajemen
Tugas fasilitasi manajemen ko0munitas agar bisa mengelola komunitasnya secara organisasi yang mandiri sangat diperlukan. Agar keberlanjutan komunitas yang ada maka fasilitasi manajemen melalui praktek kepemimpinan, pelatihan keorganisasian dan penyusunan aturan yang ada menjadi penting untuk penyiapan kemandirian komunitas dalam membangun. Contoh: Praktek mengelola anggota komunitasnya secara benar oleh keberfungsian pengurus dengan diformulasikan dalam aturan yang berlaku dan disepakati bersama anggota warga komunitas.